Pendidikan Vokasi Belum Link and Match Dengan Industri

Pendidikan Vokasi Belum Link and Match Dengan Industri

 

PNP News. Fakta permasalahan pendidikan Vokasi saat ini adalah belum terjadinya link and match dengan industri secara menyeluruh dan penduduk (guru dan dosen) di lembaga vokasi pun belum memadai.

 

Hal itu diungkapkan Plt. Sekretaris Ditjen Pendidikan Vokasi, Dr. Wartanto, yang tampil sebagai pembicara utama dalam Rapat Koordinasi Publikasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi di Swiss-Belhotel, Bogor, 12 Maret 2020.

Keterlibatan industri dalam pelaksanaan vokasi masih sangat terbatas. Sejumlah 146 keahlian di SMK dianggap terlalu banyak dan tidak efisien. Akreditasi lembaga vokasi pun belum melibatkan industri.

Pengangguran lulusan vokasi ( SMK/D-3/D-4) tercatat 16,41%, dari total pengangguran (BPS 2019). SMK menduduki peringkat tertinggi di 10, 42%.

Ketertarikan industri pada pendidikan vokasi juga dinilainya terbatas. Bersamaan dengan itu insentif pajak (PP No. 45 Tahun 2019) perlu ditambah dengan insentif keterlibatan yang bermakna.

 

 

Belum memenuhi kebutuhannya guru SMK terbukti dari 56% guru SMK adalah guru umum, seperti guru bahasa atau guru agama.

Sementara itu, jumlah kekurangan guru keahlian tersebut mencapai 314,674 orang. Masih banyak kepala sekolah SMK belum dilatih sebagaimana sebagai CEO dan lebih dari 70% dosen Politeknik berlatar belakang akademik.

Di sisi lain, problematika vokasi di SMK, banyak lulusan SMP/MTs masuk ke SMK tidak dengan passion dan visi yang jelas, terpakasa mereka berpikir simpel agar dapat bekerja.

Di sisi lain, banyak siswa SMK yang menghendaki ijazah padahal tuntutan di industri terhadap kompetensi lulusan SMK sangat tinggi. Di samping sulitnya menciptakan lulusan yang siap kerja sesuai kebutuhan industri, banyak “PR besar” untuk meningkatkan kualitas guru dan infrastruktur, terangnya.

Lain SMK, lain pula problematika di Politeknik. Tahun 1970-2000-an vokasi di perguruan tinggi adalah D-3. Mahasiswa D-3 sebagian besar adalah mereka yang tidak diterima di SNMPTN. Banyak lulusan D-3 vokasi yang meneruskan kuliah S-1 dan pindah jalur akademik. Banyak yang terpaksa masuk D-3 tidak dengan passion karena target utama adalah S-1. Pola atau sistem industri menempatkan lulusan D-3 sebagai operator atau teknisi dan karier kerja lebih bagus melalui S-1.

 

d®amlis